Hari ini, sabtu 19 januari 2019
Pertama kali menginjakkan kaki
ditanah pelajar ini setelah bertahun-tahun dalam pelarian. Sejujurnya butuh
waktu 3 tahun untukku berani menginjakkan kaki di kota istimewa ini. Seperti
namanya kota ini juga sangat istimewa buatku, itulah kenapa butuh banyak waktu
untuk hatiku siap kembali ke kota ini dengan keadaan baik-baik saja. Jogja yang
istimewa seistimewa tempatnya, terlalu istimewa sehingga setiap sudutnya
menyimpan kenangan mendalam untukku, di kota ini aku jatuh cinta yang amat
dalam, mempercayakan hatiku sebegitunya pada seseorang dan dikota ini pula aku
patah hati sepatah-patahnya. Jogja kota kecil dengan segala keramahan dan
kenyamanannya saksi bisu proses pendewasaan diri seorang Felesia. Jogja, tempat
dimana harapan, impian dan kenyataan melebur menjadi satu. Sebelumnya ada
begitu banyak alasan untukku kembali kesana tapi dengan begitu banyak alasan pula aku selalu
menghindarinya. Butuh banyak sekali alasan untuk kembali tapi hanya dengan satu
keyakinan aku berhasil dan ternyata aku memang baik-baik saja. Ternyata yang
membuatku tidak baik-baik saja bukan tempat ataupun kenangan yang masih
tertinggal, tetapi aku lebih tepatnya hatiku yang terlalu pengecut untuk
melewatinya. Kini Felesia telah berubah, 3 tahun ditempa kehidupan ibukota
membuatku cukup ‘ngeyel’ untuk kembali dengan gagah meninggalkan
ketakutan-ketakutanku sendiri. Jokpin pernah berkata Jogja itu tercipta dari rindu,
pulang dan angkringan, dan sekarang adalah saatku pulang kerumah keduaku karna
merindu terlalu lama. Ah jogja aku tak bisa benar-benar melupakanmu begitu
saja, terima kasih telah menjadi tempatku pulang ketika aku rindu ‘rumah’.